5Langkah Cara Memfillet Ikan Memotong Kepala. Posisikan pisau di belakang sirip dada ikan, potong diagonal kebawah, lakukan di kedua sisi ikan. Buang Bagian Ekor. Posisikan pisau di bagian pangkal ekor, potong lurus kebawah. Filet Tubuh Ikan. Mulai dengan bagian pangkal kepala, tekan dan potong melalui tulang sampai bagian ekor. 4 II. TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Fillet Ikan Ditjen P2HP 2006 meyatakan, fillet ikan sebagai suatu produk olahan hasil perikanan dengan bahan baku ikan segar yang mengalami perlakuan penyiangan, penyayatan, dengan atau tanpa pembuangan kulit, perapihan, pencucian, dengan atau tanpa pembekuan, pengepakan dan penyimpanan segar atau beku. Bentuk fillet ikan terbagi dalam dua jenis yaitu fillet ikan dengan kulit skin-on dan fillet ikan tanpa kulit skin-less. Pada setiap jenis fillet tersebut dapat dibagi lagi ke dalam dua bagian, yaitu fillet yang masih memiliki bagian dinding perut belly-on dan fillet yang tidak memiliki bagian dinding perut belly-off. Berdasarkan bahan bakunya, fillet dapat dikategorikan ke dalam dua golongan yaitu fillet yang berasal dari ikan ekonomis tinggi seperti fillet kakap merah Lutjanus argentimaculatus, fillet kerapu Serranidae, fillet ikan nila Oreochromis niloticus dan fillet ikan patin Pangasius pangasius serta fillet yang berasal dari ikan tidak bernilai ekonomis tinggi seperti fillet ikan kurisi Nemiptterus nemathoporus, fillet ikan swangi Priyacanthus tayenus, fillet ikan kuniran Upenus sulphereus, fillet ikan paperek Leiognathus sp dan fillet ikan gerot-gerot Pomadasys sp Ditjen P2HP 2007. Proses Pengolahan Fillet Ikan Dalam proses pengolahan ikan, kesegaran adalah mutlak. Jika ikan sebagai bahan baku sudah tidak segar lagi, maka sebaik apapun proses pengolahannya tidak akan menghasilkan produk yang baik. Bahan mentah yang tidak segar memberikan pengaruh negatif terhadap rendemen, kualitas produk, produktivitas tenaga kerja dan biaya pengolahannya. Poernomo 2009 menyatakan, bahwa kesegaran ikan berpengaruh terhadap keamanan konsumsinya. 5 Badan Standardisasi Nasional 2006 menyatakan proses pengolahan fillet beku dimulai dari tahap penerimaan, sortasi 1, penyiangan, pencucian 1, pemfilletan, perapihan, pencucian 2, sortasi, penimbangan, penyusunan dalam pan, pembekuan, penggelasan dan pengepakan. Secara detail, alur proses pengolahan fillet ikan beku baik tanpa kulit maupun dengan kulit dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Alur proses pengolahan fillet ikan beku Penerimaan Sortasi 1 Penyiangan Pencucian 1 Pengepakan Penggelasan Pembekuan Penyusunan dalam pan Penimbangan Sortasi Pencucian 2 Perapihan Pemfiletan 6 Lebih lanjut, Badan Standardisasi Nasional 2006 menjelaskan masing- masing tahapan proses pengolahan fillet ikan beku sebagai berikut 1. Penerimaan Bahan baku yang diterima di unit pengolahan fillet ikan diuji secara organoleptik dan harus ditangani secara hati-hati, cepat, cermat dan saniter dengan suhu pusat produk maksimal 5°C dan selanjutnya dilakukan penimbangan untuk mengetahui berat totalnya. 2. Sortasi 1 Ikan dipisahkan berdasarkan jenis, mutu dan ukuran. Sortasi harus dilakukan dengan cepat, cermat dan saniter dengan suhu pusat produk maksimal 5°C. 3. Penyiangan Ikan disiangi untuk dibuang sisik dan isi perut. Penyiangan harus dilakukan dengan cepat, cermat dan saniter dengan suhu pusat produk maksimal 5°C. Blow 2001 menyatakan pembuangan sisik sangat penting untuk minimalkan bakteri dan mengurangi resiko terdapatnya sisik pada fillet yang telah dipaking. 4. Pencucian 1 Ikan dicuci dengan air yang bersih dan dingin. Pencucian harus dilakukan dengan cepat, cermat dan saniter dengan tetap menjaga suhu pusat produk maksimal 5°C. 5. Pemfilletan Ikan difillet secara cepat, cermat dan saniter dengan tetap menjaga suhu pusat produk maksimal 5°C. 6. Perapihan Fillet ikan dirapihkan dengan memotong daging perut dan membuang tulang yang masih tersisa secara cepat, cermat dan saniter dengan tetap menjaga suhu pusat produk maksimal 5°C. 7. Pencucian 2 Fillet ikan dicuci dengan air yang bersih dan dingin. Pencucian harus dilakukan dengan cepat, cermat dan saniter dengan tetap menjaga suhu pusat produk maksimal 5°C. 7 8. Sortasi 2 Fillet ikan dipisahkan berdasarkan ukuran. Sortasi harus dilakukan dengan cepat, cermat dan saniter dengan tetap menjaga suhu pusat produk maksimal 5°C. 9. Penimbangan Fillet ikan ditimbang satu per satu untuk mengetahui beratnya dengan menggunakan timbangan yang telah dikalibrasi. Penimbangan harus dilakukan dengan cepat, cermat dan saniter dengan tetap menjaga suhu pusat produk maksimal 5°C. 10. Penyusunan dalam Pan Fillet ikan disusun dalam pan yang telah dilapisi plastik satu per satu. Proses penyusunan harus dilakukan dengan cepat, cermat dan saniter dengan tetap menjaga suhu pusat produk maksimal 5°C. 11. Pembekuan Fillet ikan dibekukan dengan metode pembekuan cepat hingga suhu pusat ikan maksimal -18°C. 12. Penggelasan Fillet ikan yang telah dibekukan kemudian disemprot dengan air dingin pada suhu 0-1°C. Proses penggelasan harus dilakukan dengan cepat, cermat dan saniter. 13. Pengepakan Fillet ikan beku dibungkus plastik secara individual dan dimasukan dalam master karton sesuai dengan label. Pengepakan harus dilakukan dengan cepat, cermat dan saniter. Jaminan Mutu dan Kemanan Pangan Produk Perikanan
Letronqon Le tronqon adalah potongan ikan setebal 4-5 cm dan diambil bersama diambil dari jenis ikan pipih. c.) Le fillet Le fillet adalah potongan ikan tanpa kulit dan duri ikan masih utuh. Jenis ikan bulat menghasilkan 2 fillet dan jenis ikan pipih menhasilkan 4 fillet. d.)
nabila9062 nabila9062 Bahasa lain Sekolah Menengah Pertama terjawab Metode pengolahan yang dilakukan pada fillet ikan untuk menjadikannya steek ikan adalah Iklan Iklan yusmaida69 yusmaida69 JawabanB,"MAAF KALO SALAH" ........................................ Iklan Iklan efifatmawati63 efifatmawati63 Jawaban untuk steak ikan ini bisa digoreng atau dipanggang. Tapii lebih keumumnya diPanggang. Iklan Iklan Pertanyaan baru di Bahasa lain jelaskan pentingnya sikap syukur dan sabar dalam kehidupan sehari-hari​ kak, tolong tulisin contoh tanda tangan nama "Lia" please bentar lagi lulus harus tanda tangan tapi aku ga bisa​ Sebut dan jelaskan zat zat sisa metabolisme yabg harus di keluarkan dari tubuh Sifat-sifat Allah yang terkandung dalam ayat Al-kursi Apa basa aksara Jawa nya "aku maca layang" Sebelumnya Berikutnya Iklan Infojual ikan kerapu fillet kerapu ± mulai Rp 11.700 murah dari beragam toko online. cek Ikan Kerapu Fillet Kerapu ori atau Ikan Kerapu Fillet Kerapu kw sebel. SELAMAT DATANG di hargano.com, Semoga Rezeki Kita nambah 1000x lipat ^_^ berikut ini adalah daftar harga Ikan Kerapu Fillet Kerapu murah terbaru yang bersumber dari beberapa toko 11 Fillet Ikan Pengertian Fillet Ikan Fillet adalah bagian daging ikan yang diperoleh dengan penyayatan ikan utuh sepanjang tulang belakang, dimulai dari belakang kepala hingga mendekati bagian ekor tulang belakang dan tulang rusuk yang membatasi badan dengan rongga perut tidak terpotong pada waktu penyayatan. Fillet memiliki beberapa keuntungan sebagai bahan baku olahan, antara lain bebas duri dantulang, dapat disimpan lebih lama, serta dapat menghemat waktu dan tenaga kerja karena penanganannya lebih mudah, sehingga akan memudahkan dan mengefesienkan proses produksi serta meningkatkan mutu produk olahannya. Seperti fillet Salmon Anabas Testudineus, Kakap Merah Lutjanus argentimaculatus, Kerapu Serranidae, Kurisi Nemipterus nematophorus, Swanggi Priacanthus tayenus, Biji Nangkakuniran Upeneus sulphureus, Pisang-pisang Caesio chrysozomus, Paperek Leiognathus sp, dan Gerot-gerot Pomadasys spSuparno, 2008 2. Jenis Fillet Ikan Ikan yang biasanya menjadi bahan baku untuk dijadikan fillet adalah ikan laut maupun tawar yang berukuran sedang dengan bentuk bulat atau pipih. Jenis ikan yang digunakan sebagai bahan mentah untuk pengolahan fillet ikan bermacam-macam, baik ikan laut atau ikan air tawar yang mumnya berukuran sedang, dengan bentuk ikan yang badannya bulat maupun yang pipih. 12 Ikan air tawar yang biasanya menjadi bahan untuk dijadikan sebagai fillet yakni Lele, Nila, Gurame, dan Ikan Mas, sedangkan ikan laut yakni Kakap, Salmon, Kerapu, Pari, Tuna dan lain-lain. Penelitian Terdahulu Kusumawarni 2003 mengenai tingkat pendapatan petani pembenihan ikan hias air tawar dan ikan konsumsi ikan hias. Berdasarkan penelitian tersebut, diperoleh informasi bahwa penerimaan yang diperoleh petani ikan hias air tawar selama satu tahun sebesar Rp. dengan nilai RC Rasio sebesar 6,24 persen. Sementara itu, untuk tiga jenis ikan konsumsi, pendapatan yang diperoleh sebesar Rp. dengan nilai RC Rasio sebesar 2,24 persen. Alireza 2002 dengan penelitian berjudul “Studi Kelayakan Agribisnis Ikan Hias Air TawarSkala Kecil” menghasilkan NPV positif sebesar Rp. IRR sebesar 68,97 dan Net BC Rasio sebesar 3,95 serta Payback Period nya 3 tahun 11 bulan. Sedangkan usaha skala besar menghasilkan NPV sebesar Rp. IRR sebesar 84,28, Net BC Rasio 4,54 dan dengan Payback Period 3 tahun 1 bulan. Hal ini menunjukkan bahwa agribisnis ikan hias air tawar baik skala kecil maupun skala besar masih layak untuk dijalankan. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa agribisnis ikan hias air tawar skala besar kurang sensitif terhadap perubahan harga output, harga input dan tingkat suku bunga. Setiap kenaikan harga output sebesar 25, kenaikan harga input sebesar 15, penurunan harga input sebesar 15 dan kenaikan tingkat suku bunga menjadi 20 tidak menyebabkan usaha menjadi tidak layak. Sedangkan agribisnis Buka fillet dengan memotong ke arah kepala dengan memegang pisau ke dekat rusuk. - Pemotongan melalui tulang duri alur Proses Pembuatan Fillet Ikan ikan -> penimbangan 1 -> filleting --> penimbangan 2 -> pencucian -> pengolahan HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN : - Gunakan ikan segar yang telah melewati fase pengkakuan (rigor mortis). Fillet yang
ABSTRAKFillet dalam dunia imdustri pengolahan ikan ada yang dijual masih beserta kulitnya atau sudah dibersihkan. Fillet ikan adalah suatu irisan daging tanpa duri. Salah satu bentuk usaha dalam mengoptimalkan pemanfaatan ikan adalah dengan mengembangkan fillet dan produk lanjutannya. Mesin Fillet ikan adalah mesin yang digunakan untuk memisahkan daging dengan duri ikan. Tujuan dari tugas akhir ini adalah membuat mesin fillet ikan yang mudah dalam pengoperasiannya. Metode yang digunakan dalam proses pembuatan mesin fillet ikan ini meliputi 1 Mempelajari gambar kerja 2 Memilih bahan dan alat yang akan digunakan, 3 Melakukan proses manufaktur mesin, dan 4 Melakukan uji kinerja mesin. Bahan yang digunakan untuk membuat mesin fillet ikan ini adalah baja profil L, baja profil U, poros St 37, stainless steel, besi, belt conveyor tipe roughtop. Hasil dari tugas akhir ini ini adalah Mesin Fillet ikan untuk mempermudah dan mempercepat pembuatan produk fillet ikan khususnya fillet ikan nila. Tebal ikan yang dapat difillet dengan ukuran minimal 30 mm dan maksimal 50 mm. Hasil fillet yang dihasilkan dari mesin fillet ini adalah 20 sampai 30 Pcs /Menit. Konstruksi mesin ini cukup sederhana terdiri dari frame, roll conveyor, pisau pemotong, motor elektrik, serta murah dan mudah dalam kunci Pembuatan , Mesin fillet ikan,Conveyor Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal CRANKSHAFT, Vol. 3 No. 1 Maret 2020 ISSN 2623-0720 Print, 2623-0755 Online MANUFAKTUR MESIN FILLET IKAN DENGAN KAPASITAS 30 PCS/MENIT Mohamad Nasikhul Umam Fakultas Teknik, Progam Studi Teknik Mesin Universitas Muria Kudus Email umammnasikhul Masruki Kabib Fakultas Teknik, Progam Studi Teknik Mesin Universitas Muria Kudus Email Hera Setiawan FakultasTeknik, Program Studi Teknik Mesin Universitas Muria Kudus Email ABSTRAK Fillet ikan dalam dunia industri pengolahan ikan ada yang dijual masih beserta kulitnya atau sudah dibersihkan. Fillet ikan adalah suatu irisan daging tanpa duri. Salah satu bentuk usaha dalam mengoptimalkan pemanfaatan ikan adalah dengan mengembangkan fillet dan produk lanjutannya. Mesin Fillet ikan adalah mesin yang digunakan untuk memisahkan daging dengan duri ikan. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat mesin fillet ikan dengan kapasitas 30 pcs/menit. Metode yang digunakan dalam proses pembuatan mesin fillet ikan ini meliputi mempelajari gambar kerja, memilih bahan dan alat yang akan digunakan, Melakukan proses manufaktur mesin, dan melakukan uji kinerja mesin. Bahan yang digunakan untuk membuat mesin fillet ikan ini adalah baja profil L, baja profil U, poros St 37, stainless steel, besi, belt conveyor tipe roughtop. Hasil dari penelitian ini adalah Mesin Fillet ikan untuk mempermudah dan mempercepat pembuatan produk fillet ikan khususnya fillet ikan nila. Tebal ikan yang dapat difillet dengan ukuran minimal 30 mm dan maksimal 50 mm. Hasil fillet ikan yang dihasilkan dari mesin fillet ini adalah 30 pcs /Menit. Kata kunci Filet ikan , Mesin fillet ikan, belt Conveyor ABSTRACT Fish Fillets in the world of fish processing industry are sold either with their skin or have been cleaned. Fish fillet is a piece of meat without thorns. One form of business in optimizing the use of fish is to develop fillets and their sequel products. Fish fillet machine is a machine used to separate meat from fish spines. The purpose of research is to make a fish fillet machine with capacity 30 pcs/minute. The methods used in the process of making fish fillet machines include studying working drawings, choosing materials and tools to be used, conducting machine manufacturing processes, and Conducting engine performance tests. The material used to make this fish fillet machine is L profile steel, U profile steel, St 37 shaft, stainless steel, iron, roughtop type conveyor belts. The result of recearch was a fish fillet machine to facilitate and accelerate the manufacture of fish fillet products, especially tilapia fillets. Thickness of fish that can be filled with a minimum size of 30 mm and a maximum 50 mm. The fish fillet produced from this fillet machine is 30 pcs/minutes. Keywords Fish fillet, fish fillet machine, belt Conveyor Jurnal CRANKSHAFT, Vol. 3 No. 1 Maret 2020 ISSN 2623-0720 Print, 2623-0755 Online 1. PENDAHULUAN Permasalahan meningkatnya biaya peralatan dan mesin pada industri perikanan, serta ketersediaan bahan-baku ikan berkualitas tinggi yang tidak kontinyu menyebabkan naiknya ongkos produksi dan juga keguncangan terhadap pemasaran ikan dan produk perikanan, hal ini kemudian berdampak pada pemanfaatan ikan-ikan non-ekonomis penting. Kesulitan proses pemisahan daging ikan dari tulang dan kulitnya. Sedangkan pemisahan daging ikan tersebut secara manual menggunakan tangan akan membutuhkan banyak waktu dan tenaga kerja sehingga dapat menyebabkan penurunan mutu daging ikan serta meningkatkan ongkos produksi [1]. Mesin skinning terdiri dari sepasang roller yaitu roll pengulit dan roll tekanan yang berputar berlawanan arah, pisau pengulit ikan diatur dibelakang roll, ujung pisau pengulit berjarak tetap dengan roller skinning yang memiliki diameter yang lebih besar. Penemuan ini bertujuan untuk membuat mesin skinning ikan yang dapat secara khusus menyesuaikan ukuran ikan yang akan di skinning. Cara kerja dari mesin skinning fillet ikan ini adalah fillet ikan akan dibawa oleh konveyor ke roller pengulit dan digerakkan, pisau pengulit menembus dengan jarak diatas fillet ikan dan ujung kulit masuk ke celah yang terbentuk antara permukaan bantalan tekan. Pada sumbu roller pengulit dan bantalan tekanan diatur di bawah pisau menguliti dan memanjang masuk sepanjang lingkar roller menguliti dan membentuk bagian untuk kulit fillet ikan. Pisau ditopang dengan poros yang sejajar dengan sumbu roller pengulit[2]. Mesin fillet lele termasuk sepasang alat scraping untuk membagi daging masing-masing ikan menjadi setidaknya dua segmen independen hingga ke kulit. Alat untuk mengiris ikan yang tulang rusuknya telah tumbuh menjadi daging perut, yang menembus hingga ke kulit, khususnya dalam kasus ikan lele Ictalurus Punctatus, dengan bantuan alat untuk memotong daging ikan dari perut dan duri punggung, menghasilkan potongan perut dan punggung, masing-masing terdiri dari sepasang pisau scraper dengan ujung potong diatur di sebelah potongan melebar secara masing-masing dengan konveyor[3]. Proses pembuatan mesin harus memperhatikan aspek manufaktur. Proses pengerjaan rangka dilakukan dengan presisi untuk menopang komponen mesin sehingga dapat bekerja dengan baik. Pengerjaan poros mesin mixer telah dilakukan dengan presisi untuk menghasilkan sistem transmisi yang baik [4]. Pengerjaan komponen conveyor telah dilakukan dengan proses pembubutan dan pengelasan. Proses pengerjaan ini harus memperhatikan hasil akhir permukaan benda kerja. Hal ini disebabkan kekasaran permukaan mempengaruhi proses bekerja mesin [5]. Pengerjaan komponen rol dapat dilakukan dengan proses pembubutan dengan memperhatikan kelurusan poros dan permukaan rol. Hasil pengerjaan ini mempengaruhi hasil kerja pengerolan terhadap benda kerja [5]. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat mesin fillet ikan yang mampu memfillet ikan dengan kapasitas 30 Pcs / mesin. 2. METODOLOGI PENELITIAN Metode pembuatan ini yaitu dimulai dari alur penelitian dan dilanjutkan dengan proses perancangan gambar, proses pengerjaan, proses perakitan, proses finishing dan pengujian mesin sehingga didapatkan hasil penelitian seperti pada gambar 1 berikut ini. Jurnal CRANKSHAFT, Vol. 3 No. 1 Maret 2020 ISSN 2623-0720 Print, 2623-0755 Online Gambar 1 Diagram alir penelitian 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Desain mesin fillet ikan Prinsip kerja mesin fillet ikan ini yaitu memisahkan daging dengan tulang ikan dengan cara memotong kepala ikan terlebih dahulu, mesin ini terdiri dari dua buah belt konveyor yang berputar berlawanan arah yang berfungsi menjepit ikan masuk ke pisau pembelah. selanjutnya sensor membaca ketebalan ikan dan dan menggerakkan aktuator motor servo yang akan menjepit belt konveyor sesuai tebal ikan. Desain mesin fillet ikan ditunjukkan pada gambar 2. Jurnal CRANKSHAFT, Vol. 3 No. 1 Maret 2020 ISSN 2623-0720 Print, 2623-0755 Online Gambar 2 Desain mesin fillet ikan Proses pembuatan rangka Pengerjaan rangka mesin fillet ikan didasarkan pada gambar 3 berikut ini depan samping atas Gambar Desain rangka Proses pembuatan rangka meliputi kegiatan yang ditunjukan pada tabel 1. Jurnal CRANKSHAFT, Vol. 3 No. 1 Maret 2020 ISSN 2623-0720 Print, 2623-0755 Online Tabel 1 proses pembuatan rangka Baja siku 40 x 40 x 3 mm sebanyak 14 kali potong. Pengeboran dengan ø12 mm sebanyak 24 lubang. Pengelasan dengan panjang 40 mm sebanyak 24 kali pengelasan Dari proses pemotongan baja siku 40 x 40 x 3 mm terdapat hasil sebagai berikut Diameter batu gerinda 101 mm, kecepatan potong sebesar 60 m/detik, kecepatan putaran gerinda 189 Rpm,langkah pengawalan 40 mm. Proses pengeboran terdapat hasil sebagai berikut Langkah pengawalan sebesar 2,85 mm, langkah pengakhiran sebesar 2,85 mm, kecepatan pengeboran 605 rpm, laju 0,108 mm/putaran, kecepatan makan 109 mm/menit. Proses pengelasan dengan panjang 40 mm untuk pengelasan sebanyak 24 kali didapatkan hasil sebagai berikut panjang lasan 2880 mm² , menggunakan 14 batang elektroda, panas yang dihasilkan 88 Kj/mm a. Pemotongan Kecepatan putar gerinda dapat dicari dengan menggunakan persamaan 1 [7].     rpm 1 Dimana n adalah kecepatan putar, Vc adalah kecepatan potong, d adalah diameter batu gerinda, waktu pemotongan dapat dicari dengan menggunakan persamaan 2 [7].  2 Dimana tc adalah waktu pemotongan, lt adalah langkah pengawalan, Vf adalah kecepatan makan. b. Pengeboran Langkah pengawalan dapat dicari dengan menggunakan persamaan 3 [7]. lv = tan 30˚½d 3 Dimana lv adalah langkah pengawalan, d adalah diameter mata bor, Langkah pengakhiran dapat dihitung menggunakan persamaan 4 [8]. ln = tan 30˚½d 4 Dimana ln adalah langkah pengakhiran, d adalah diameter mata bor, Kecepatan pengeboran dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 5 [7]. n =  5 Dimana n adalah kecepatan pengeboran, v adalah kecepatan potong, d adalah diameter mata bor, Laju pemakanan pengeboran dapat dihitung mennggunakan persamaan 6 [7]. f   6 Jurnal CRANKSHAFT, Vol. 3 No. 1 Maret 2020 ISSN 2623-0720 Print, 2623-0755 Online Dimana f adalah laju, d adalah diameter mata bor. Kecepatan makan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 7 [9].     7 DimanaVfadalahkecepatanmakan,fadalahlaju,nadalahKecepatanpengeboran, panjang pengeboran dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 8 [7]. lt = lv+lw+l n 8 Dimanaltadalahpanjangpengeboran,lvadalahlangkahpengawalan,lwadalah panjang pemotongan benda kerja, lv adalah langkah pengakhiran. Waktu pengeboran dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 9 [7].  9 Dimana tc adalah waktu pengeboran, lt panjang pengeboran, vf adalah keceptatan makan. c. Penyambungan las Panjang luasan las dapat dihitung dengan persamaan 10 [8]. A = a . l 10 A adalah panjang luasan las, a adalah tebal plat, I adalah panjang sambungan las, Waktu pengelasan dapat dihitung dengan persamaan 11 [8].     11 Panas dapat dihitung dengan persamaan 12 [9].    12 Dimana J adalah panas pengelasan, I adalah arus listrik, E adalah tegangan busur. Dari perhitungan diatas didapatkan waktu pengeboran dan pengelasan yang tertera pada tabel 1 d. Pembubutan Kecepatan putar mesin bubut dapat dihitung dengan persamaan 13 [9].    13 Dimana n adalah kecepatan putar mesin bubut, v adalah kecepatan pemotongan, d adalah diameter benda kerja, Kecepatan pemakan dapat dihitung dengan persamaan 14 [9].     14 Dimana vf adalah kecepatan pemakanan, f adalah kecepatan makan / putaran, n adalah kecepatan putar mesin bubut, Kedalama potong dapat dihitung dengan persamaan 15 [9]. Jurnal CRANKSHAFT, Vol. 3 No. 1 Maret 2020 ISSN 2623-0720 Print, 2623-0755 Online     15 Dimana  adalah kedalaman bubut, do adalah diameter awal, dm adalah diameter akhir, Waktu pemotongan dapat dihitung dengan persamaan 16 [9].     16 Dimana tc adalah waktu pembubutan, lt adalah panjang pembubutan, vf adalah kecepatan pembubutan. Proses pembuatan poros transmisi Pengerjaan poros transmisi didasarkan pada gambar kerja yang ditunjukkan pada gambar 3. Gambar 3. Desain poros transmisi Proses pembuatan poros transmisi meliputi kegiatan yangg ditunjukan pada tabel 2. Tabel 2. Proses pengerjaan poros transmisi Pemotongan Baja st 37 dengan Ø23 mm sebanyak 2 kali potong Pembubutan poros dari diameter Ø23 mm sampai diameter Ø19 mm Dari proses pemotongan baja st 37 untuk poros transmisi diperoleh hasil sebagai berikut Diameter batu gerinda 101 mm, kecepatan potong sebesar 60 m/detik, kecepatan putar gerinda sebesar 189 rpm, langkah pengawalan 23 mm. Proses pembubutan didapatkan hasil sebagai berikut kecepatan putar bubut sebesar 360 rpm, kecepatan pemakanan sebesar 180 mm/ menit, waktu pemakanan 0,55 menit, kedalaman potong sebesar 2 mm. Proses pembuatan poros konveyor Pengerjaan poros konveyor didasarkan pada gambar kerja yang ditunjukkan pad gambar 4 Jurnal CRANKSHAFT, Vol. 3 No. 1 Maret 2020 ISSN 2623-0720 Print, 2623-0755 Online Gambar 4 Desain poros konveyor Proses pembuatan poros konveyor meliputi kegiatan yangg ditunjukan pada tabel 3. Tabel 3. Proses pengerjaan poros konveyor Pemotongan Baja st 37 dengan Ø23 mm sebanyak 2 kali potong Pembubutan poros dari diameter Ø23 mm sampai diameter Ø20 mm Dari proses pemotongan baja st 37 untuk poros roll konveyor diperoleh hasil sebagai berikut Diameter batu gerinda 101 mm, kecepatan potong sebesar 60 m/detik, kecepatan putar gerinda sebesar 189 rpm, langkah pengawalan 23 mm. Proses pembubutan didapatkan hasil sebagai berikut kecepatan putar bubut sebesar 360 rpm, kecepatan pemakanan sebesar 180 mm/ menit, waktu pemakanan 1,55 menit, kedalaman potong sebesar 1 mm. Proses pembuatan roll konveyor Proses pengerjaan roll konveyor didasarkan pada gambar kerja yang ditunjukkan pada gambar 5 Gambar 5 Desain roll konveyor Dari proses pemotongan pipa stainless steel didapatkan hasil sebagai berikut Diameter batu gerinda 101 mm, kecepatan potong vc 60 m/detik, panjang benda kerja 60 mm, kecepatan putaran gerinda 189 rpm, waktu pemotongan 3,42 menit/ pemotongan. Proses pembuatan pejepit konveyor Pengerjaan penjepit konveyor didasarkan pada gambar kerja yang ditunjukkan pada gambar 6. Jurnal CRANKSHAFT, Vol. 3 No. 1 Maret 2020 ISSN 2623-0720 Print, 2623-0755 Online Gambar 6. Desain penjepit konveyor Proses pembuatan penjepit konveyor meliputi kegiatan yang ditunjukan pada tabel 4. Tabel 4. Proses pengerjaan penjepit konveyor Pemotongan Baja st 37 dengan Ø10 mm sebanyak 4 kali potong Pengelasan dengan panjang 10 mm sebanyak 6 kali Dari proses pemotongan pipa stainless steel didapatkan hasil sebagai berikut Diameter batu gerinda 101 mm, kecepatan potong vc 60 m/detik, panjang benda kerja 10 mm, kecepatan putaran gerinda 189 rpm, waktu pemotongan 0,75 menit/ pemotongan. dari proses pengelasan didapatkan hasil sebagai berikut tebal besi 10 mm, total panjang kampuh 25 mm, luas lasan 125 mm² waktu pengelasan 1 menit, jumlah elektroda 1 batang. Proses perakitan komponen Proses perakitan komponen merupakan kegiatan yang bertujuan untuk membentuk mesin yang masih terpisah pisah antar bagiannya, untuk disatukan menjadi kesatuan yang akan bekerja sesuai fungsinya. Adapun langkah-langkahnya meliputi mempersiapkan semua peralatan serta komponen mesin, mempersiapkaan rangka mesn yang sudah dilas, kemudian memasang poros transmisi pada rangka mesin, memasang roll konveyor dan konveyor pada rangka mesin, memasang bantalan untuk poros, memasang penjepit konveyor, memasang bevel gear dan pulley, v-belt, memasang pisau pembelah dan motor listrik pada rangka kemudian kencangkan baut. Proses pengujian mesin Pengujian mesin dilakukan terhadap waktu yanhg dibutuhkan untuk proses fillet ikan. Hasil pengujian mesin ditunjukkan pada tabel 6. Jurnal CRANKSHAFT, Vol. 3 No. 1 Maret 2020 ISSN 2623-0720 Print, 2623-0755 Online Tabel 6. Pengujian mesin Dari tabel diatas didapatkan hasil pemfilettan ikan yang berbeda karena dipengaruhi tebal dan panjang ikan, untuk ikan dengan tebal 3 cm dan panjang 14 cm, waktu yang dibutuhkan untuk sekali proses pemfilletan adalah 3 detik, sedangkan untuk ikan dengan tebal 3,5 cm dan panjang 16,5 cm, waktu yang dibutuhkan untuk sekali proses pemfilletan adalah 4 detik, dari hasil diatas jika dibagi satu menit maka diperoleh hasil fillet kurang lebih 30 pcs. 4. KESIMPULAN Kesimpulan dalam penelitian ini menghasilkan mesin fillet ikan untuk memisahkan daging dari duri ikan agar menambah nilai jual pada suatu produk khususnya fillet ikan, Mesin ini terdiri dari rangka mesin yang terbuat dari baja siku dan stainles stell 304, poros mesin menggunakan baja st 37, sedangkan conveyor terbuat dari belt PVC tipe Roughtop. Hasil pengujian menunjukkan ketebalan ikan mempengaruhi waktu proses, Dari hasil pengujian mesin fillet ikan didapatkan kapasitas produksi hasil fillet ikan 30 Pcs/ menit. DAFTAR PUSTAKA [1] B. B. Sedayu, I. M. S. Erawan, and S. Bandol, 2013, “Daging Ikan Berdaya Listrik Rendah Design AND Trial Test OF A Low Power Fish Bone Separator,” pp. 125–131. [2] J. Drews and G. Pinkerneil, “United States Patent 19 ,” no. 19, pp. 1–4, 1973. [3] H. Jorgan and R. Berliner, “12 United States Patent,” vol. 1, no. 12, 2001.. [4] M. Abror, M. Kabib, and H. Setiawan, 2019,“ Proses Manufaktur Mesin Pengaduk Sirup Parijoto Dengan Kapasitas 10 Liter Setiap Proses”, Pros, Snatif Ke-6. [5] A. Rofeg, M. Kabib, R. Winarso, “ Pembuatan Mesin Screw Conveyor Untuk Pencampuran Garam Dan Iodium Sesuai SNI 3556”,Jurnal Crankshaft, Vol 1 No 1,2018. [6] R. Indriyanto, M. Kabib, R Winarso, 2018, ”Rancang Bangun Sistem Pengepresan Dengan Penggerak Pneumatik Pada Mesin Pres Dan Potong Untuk Pembuatan Kantong Plastik Ukuran 400 X 500 MM’’,Jurnal Simetris, Vol 9 No 2. [7] T. Rochim, Proses permesinan. Jakarta Erlangga, 1993. [8] Wiryo Sumarto Hartono and T. Okomura, Teknologi Pengelasan. Jakarta Pradnya Paramita, 2000. [9] Terheijden, Alat-alat perkakas 3. Bandung Bina Cipta, 1971 Panjang ikan yang sudah dipotong kepalanya ... Banyak jenis alat pengering memerlukan pengetahuan yang cukup untuk menentukan tujuan dan prosedur alat pengering sesuai dengan jenis bahan. Oleh karena itu perlu dikembangkan alat pengering untuk pengeringan yang tidak mengandalkan sinar matahari [4]. ...... A adalah panjang luasan las, a adalah tebal plat, I adalah panjang sambungan las, Waktu pengelasan dapat dihitung dengan persamaan 11 [4]. ...ABSTRAK Mesin oven kopi adalah mesin tepat guna, dimana mesin ini berfungsi untuk mengeringkan kopi yang baru dipetik. Mesin oven ini banyak ditemukan di pasaran, akan tetapi masih banyak dari mesin yang berskala besar dan belum mengutamakan kualits produk kopi tersebut. Tujuan penelitian ini adalah proses manufaktur mesin oven kopi tipe tray rotary berkapasitas 25 kg dengan metode pengeringan menggunakan bahan bakar gas LPG. Metode eksperimen digunakan pada penelitian ini dengan proses manufaktur mesin oven kopi tipe tray rotary melalui tahapan melakukan kajian pustaka, membuat gambar kerja, perancangan manufaktur, proses manufaktur, dan kemudian dilakukan uji fungsional untuk menguji kapasitas mesin dan lama waktu yang dibutuhkan dalam proses pengovenan. Hasil penelitian ini telah di buat mesin oven kopi dengan kemampuan pada proses 5 jam pada temperature 45 ºC dengan massa kopi 10 kg terjadi penguapan/pengurangan kadar air dan massa kopi sebesar 3,76 kg, pada kapasitas 15 kg waktu proses 5 jam temperatur 50 ºC terjadi pengurangan massa kopi sebesar 5,58 kg dan pada kapasitas 25 kg waktu proses 5 jam temperatur 55 ºC terjadi pengurangan massa kopi sebesar kg. ABSTRACT The coffee oven machine is an appropriate machine, where this machine functions to dry freshly picked coffee. There are many oven machines on the market, but there are still many machines that are large in scale and do not prioritize the quality of the coffee product. The purpose of this research is the manufacturing process of a rotary tray type coffee oven with a capacity of 25 kg with a drying method using LPG gas as fuel. The experimental method used in this research is the manufacturing process of a rotary tray type coffee oven through the stages of conducting a literature review, making working drawings, manufacturing design, manufacturing processes, and then carrying out a functional test to test the capacity of the machine and the length of time needed in the oven process. The results of research was made a coffee oven machine with the ability to process 5 hours at a temperature of 45 C with a coffee mass of 10 kg, evaporation/reduction of water content and mass of coffee is kg, at a capacity of 15 kg, processing time of 5 hours at aPengepresan kantong plastik selama ini masih banyak menggunakan sistem dengan penggerak manual atau mekanik yang mengakibatkan hasil pengepresan dari plastik kurang sempurna, karena tekanan yang diberikan satu dengan yang lain berbeda. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang dan membuat press kantong plastik 400 x 550 mm dengan penggerak sistem pneumatik. Metode rancang bangun yang digunakan dalam pembuatan mesin ini meliputi kajian pustaka, analisa kebutuhan pengepresan plastik, konsep desain press pneumatik, perhitungan kapasitas, dan analisa simulasi pengepresan. Dalam tahap pembuatannya meliputi beberapa proses yaitu gambar kerja, pemotongan bahan, perakitan sistem pengepresan, dan uji coba mesin press untuk mengetahi hasil pembuatan mesin. Hasil rancang bangun mesin potong dan press plastik ukuran 400 x 550 mm ini adalah kapasitas pengepresan 500 press/jam , pemanas menggunakan daya 500 watt dengan 2 Stripe Heater masing-masing dengan daya 250 watt, untuk penggunaan silinder pnumatik menggunakan silinder dengan diameter 20 mm dengan batang torak berdiameter 8 Ikan Berdaya Listrik Rendah Design AND Trial Test OF A Low Power Fish Bone SeparatorB B SedayuI M S ErawanS BandolB. B. Sedayu, I. M. S. Erawan, and S. Bandol, 2013, "Daging Ikan Berdaya Listrik Rendah Design AND Trial Test OF A Low Power Fish Bone Separator," pp. States Patent 19 J DrewsG PinkerneilJ. Drews and G. Pinkerneil, "United States Patent 19 ," no. 19, pp. 1-4, JorganR BerlinerH. Jorgan and R. Berliner, "12 United States Patent," vol. 1, no. 12, 2001..Proses Manufaktur Mesin Pengaduk Sirup Parijoto Dengan Kapasitas 10 Liter Setiap ProsesM AbrorM KabibH SetiawanM. Abror, M. Kabib, and H. Setiawan, 2019," Proses Manufaktur Mesin Pengaduk Sirup Parijoto Dengan Kapasitas 10 Liter Setiap Proses", Pros, Snatif Mesin Screw Conveyor Untuk Pencampuran Garam Dan Iodium Sesuai SNI 3556A RofegM KabibR WinarsoA. Rofeg, M. Kabib, R. Winarso, " Pembuatan Mesin Screw Conveyor Untuk Pencampuran Garam Dan Iodium Sesuai SNI 3556",Jurnal Crankshaft, Vol 1 No 1, perkakas 3. Bandung Bina CiptaTerheijdenTerheijden, Alat-alat perkakas 3. Bandung Bina Cipta, 1971
Pembekuandapat dilakukan baik terhadap ikan utuh maupun yang sudah mengalami pengolahan seperti fillet, steak, stick dan loin. Tujuan dari praktek kerja lapang ini adalah untuk mengetahui teknik dan hambatan pada pembekuan fillet ikan lencam (Lethrinus sp.) dengan udara dingin (Cooled Air Freezer). Praktek kerja lapang ini dilaksanakan di PT. Bentuk usaha dalam mengoptimalkan ikan adalah dengan mengembangkan fillet dan produk lanjutannya produk olahan ikan berbasis pasta. Fillet ikan merupakan suatu irisan daging ikan tanpa adanya tulang. Fillet mempunyai kategori menurut bahan baku salah satunya yaitu ikan ekonomis seperti kakap merah, salmon, kerapu, kemudian ada juga jenis ikan non ekonomis seperti kurisi, kuniran, paperek. Dari kedua jenis inilah caranya untuk mengoptimalkan pemanfaatan ikan hasil tangkapan melalui pengembangan produk menjadi produk bernilai tambah. Banyak sekali pengolahan fillet ikan yang menguntungkan dan dapat meningkatkan efisiensi secara keseluruhan. Konsumen dapat memperoleh produk yang praktis sehingga banyak membutuhkan waktu untuk memasak menjadi lebih cepat Anjaritha, 2013. Fillet adalah suatu irisan daging ikan tanpa sisik dan tulang kadang-kadang juga tanpa kulit, diambil dari kedua sisik badan ikan, kadang-kadang kedua potongan saling bergandengan disebut juga dengan nama “butterfly fillet”. Fillet juga bisa disebut juga bagian dagian ikan yang diperoleh dengan penyayatan ikan utuh, sepanjang tulang belakang dimulai dari kepala hingga mendekati ekor. Tulang belakang dari tulang rusuk yang membatasi badan dengan rongga perut tidak terpotong pada waktu penyayatan. Daging fillet yang diperoleh dengan cara penyayatan seperti ini tulang atau duri ikan yang ikut umumnya hanya sedikit sekali Riyanto dkk., 2012. Keuntungan konsumen melakukan fillet ikan dapat memperoleh produk yang praktis, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk memasak menjadi lebih cepat. Bagi produsen, fillet merupakan upaya memperoleh nilai tambah karena hasil dari penjualan fillet lebih tinggi daripada menjual ikan secara utuh. Limbah hasil produksi fillet berupa kepala ikan, jeroan dan tulang ikan masih dapat diolah menjadi tepung ikan, makanan unggas, pupuk atau produk lainnya. Fillet kondisi beku dapat disimpan jangka panjang sebagai bahan baku produk makanan olahan. Selain ada keuntungan dan meningkatkan efisiensi secara keseluruhan, fillet ikan sebenarnya juga mempunyai kerugian, sebab produk fillet ikan lebih rentan terhadap kontaminasi dan penurunan mutu daripada ikan utuh. Penerapan rantai dingin dan kebersihan yang ketat dan merupakan persyaratan utama agar memperoleh produk yang memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Kemudian dinyatakan bahwa kualitas fillet dipengaruhi oleh kualitas bahan dan proses produksi. Pada bahan baku sangant penting untuk dilakukan pengawasan karena kualitas fillet yang dihasilkan ditentukan oleh bahan kesegaran ikan Irawan, 2010. Apakah semua jenis ikan bisa difillet? Tentu saja semua ikan dapat kita sayat dagingnya dan melepasnya dari tulang. Misalnya, ikan yang mempunyai tekstur daging rapuh dan hancur seperti Bandeng, dan ikan yang dagingnya terlalu tipis. Hanya saja ikan mempunyai daging tebal seperti tenggiri, gurami, serta kakap yang dapat dibuat fillet. Pengolahan fillet bisa dikembangkan lebih luas di Indonesia untuk pemanfaatan produksi perikanan dengan pertimbangan sebagai berikut a. Hampir semua jenis ikan dapat dibuat sebagai bahan fillet b. Hasil tangkapan ikan di Indonesia sangat beraneka ragam c. Fillet kondisi beku dapat disimpan jangan panjang sebagai bahan baku produk makanan olahan d. Fillet mempunyai volume lebih kecil dari ikan utuh e. Fillet serta produk lanjutannya dapat memberikan nilai tambah untuk nelayan serta perbaikan gizi masyarakat Bagaimana cara memfillet ikan? Agar potongan fillet mendapatkan hasil yang rata dan bagus, gunakan pisau yang tipis, tajam dan panjang. Mulailah memotong dari ujung ekor ke arah kepala dengan sekali gerakan. Dilakukan pada kedua sisi badan ikan. Setelah itu buang isi perut, potong kepala ikan dan duri-durinya. Sebelum melakukan fillet ikan perlu diketahui arah dari tulang ikannya. Terdapat dua jenis ikan yaitu tulang horizontal dan vertikal. Perlakuan untuk tulang yang vertikal seperti tenggiri yaitu Potong bagian tengah kan vertikal dan kanan Potong horizontal kiri dan kanan sehingga ikan akan terlepas dari tulangnya Kemudian lepaskan kulit dengan cara menyisipkan pisau di antara ikan dan kulitnya Salah satu contohnya cara memfilet ikan gurami yang tulangnya horizontal yaitu Selipkan pisau di antara ikan dan tulang dari ekornya Jalankan pisau perlahan-lahan ke arah kepala Lepaskan ikan dari kulitnya Kemudian potong sesuai selera Bentuk potongan fillet Fillet ikan dapat dipotong kotak atau persegi panjang untuk steak Fillet ikan dapat dipotong seperti jari untuk fish strip Fillet ikan bisa dipotong kubus untuk sup Yuwono dkk., 2012. Referensi Anjaritha, 2013. Book Fish Fillet and Other Fish Meats. Fishery Administration Division. General Affairs Section. Irawan, S. 2010. Fillet Ikan. fillet ikan-all about fish Diakses pada Oktoberl 2018 Riyanto, R., Supriyadi, Suparmo dan Heruwati, 2012. Persamaan Prediksi Umur Simpan Filet Ikan Nila Oreochromis niloticus yang Dikemas Vakum Dalam HDPE. JPB Perikanan 72 105-116. Yuwono, Budi, Zakaria, F R., Panjaitan, & Nurmala K. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan Cara Produksi yang Baik dan Standar Prosedur Operasi Sanitasi Pengolahan Fillet Ikan di Jawa. Jurnal Manajemen IKM. Vol. 7 No. 1. Pp. 10-20. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penulis Dwitha Nirmala, Departemen Kelautan Email [email protected] 25,212 total views, 8 views today . 435 87 183 109 4 273 377 296

metode pengolahan fillet ikan dan ikan utuh adalah